Naratik, Aplikasi Berbasis AI untuk Identifikasi Jenis Batik


Ilustrasi Artificial Intelligence

Ilustrasi Artificial Intelligence

Lulusan program Bangkit 2021 Farrel Athaillah Putra kembangkan aplikasi berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) Naratik. Naratik sendiri dikembangkana untuk menjawab tantangan di bidang seni dan budaya dengan cara membantu mengidentifikasi jenis batik.

Batik sendiri telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dari Indonesia. Selain itu, UNESCO juga menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya takbenda pada 2 Oktober 2009, yang kini diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Ide pembuatan aplikasi Naratik sendiri berawal dari Farrel yang melakukan penelitian industri batik di Semarang dan beberapa kota lain di Jawa Tengah. Farrel pun menemukan bahwa industri batik di wilayah-wilayah ini tengah mengalami penurunan omzet selama 5 tahun terakhir.

Menurut Farrel, hal ini dikarenakan masih banyaknya orang yang belum mengetahui tingginya nilai produk batik, terutama yang diproduksi secara tradisional. Selain itu, konsumen juga mengalami kesulitan untuk membedakan jenis-jenis batik, seperti batik tulis, cap, ataupun print.

“Sebagai yang berasal dari keluarga pembuat batik, saya terdorong untuk mengangkat keindahan dan makna yang ada di setiap karya batik. Oleh karena itu, saya mengajak tim untuk memanfaatkan teknologi, dengan membuat sebuah teknologi platform end-to-end yang memudahkan pengguna mengetahui proses pembuatan dan klasifikasi berbagai jenis batik,” jelas CEO Naratik, Farrel Athaillah Putra dalam keterangannya, melansir dari InfoKomputer.id, Rabu (5/10/2022).

Fitur klasifikasi batik pada Naratik yang didukung dengan teknologi AI kemudian diharapkan dapat mengedukasi dan menumbuhkan kembali kepercayaan konsumen terhadap keaslian jenis batik yang mereka lihat. Selain itu, konsumen juga dapat memahami nilai tinggi setiap karya batik, terutama batik tulis.

“Naratik memiliki tujuan untuk mensejahterakan para pengrajin batik di Indonesia, dengan menjembatani konsumen dan calon seniman batik. Ekosistem industri batik yang terpelihara dengan baik dapat menciptakan generasi baru pembatik dan melestarikan budaya Indonesia,” pungkas Farrel.


Bagikan artikel ini