Tingkatkan Transformasi Pertanian dengan Teknologi AI


Drone Pertanian

Drone Pertanian

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak para pemuda untuk terlibat dalam proses transformasi pertanian dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan teknologi canggih sebagai pendekatan baru.

"Dahulu bercocok tanam identik dengan aktivitas di lahan berlumpur, tetapi kini kita harus melibatkan generasi muda dengan cara baru. Mereka memiliki visi yaitu memanfaatkan teknologi, seperti IoT (internet of things) dan AI, sebagai metode bercocok tanam di masa depan," ujar Moeldoko di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Senin (23/10/2023).

Moeldoko menyatakan bahwa, selain masalah regenerasi petani, pertumbuhan populasi dan keterbatasan lahan merupakan tantangan utama dalam sektor pertanian dari waktu ke waktu.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan paradigma baru dalam manajemen lahan yang lebih modern. Salah satunya adalah melalui implementasi smart meta farming.

Menurutnya, inovasi ini mampu menarik minat para pemuda, bahkan dapat melebihi batasan-batasan dari praktik pertanian konvensional.

Moeldoko, yang juga ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) meyakini bahwa keterlibatan para pemuda dalam melakukan riset dan inovasi di sektor pertanian merupakan modal untuk mengubah krisis pangan menjadi peluang-peluang baru bagi Indonesia.

Salah satu inovasi di sektor pertanian Indonesia adalah pengembangan benih padi MD 70 guna meningkatkan produksi beras. Benih padi MD 70 memungkinkan panen beras dalam waktu hanya 70 hari, jauh lebih singkat dibandingkan dengan benih konvensional yang memerlukan waktu 110 hari. Produktivitasnya pun mencapai sembilan ton beras per hektare.

"Saya mempertemukan mereka dengan petani dari generasi X dan baby boomer, sehingga ada pertukaran antara wisdom dan technologyWisdom dari petani tradisional, teknologi dari anak muda, yang kalau dikolaborasikan akan menjadi hal yang luar biasa," katanya.


Bagikan artikel ini