Telkom Bersiap Luncurkan Satelit Merah Putih 2


Ilustrasi Satelit

Ilustrasi Satelit

Pada pertengahan Februari ini tepatnya pada Selasa, 20 Februari 2024 waktu Florida atau Rabu, 21 Februari 2024 waktu Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) bersiap meluncurkan satelit terbarunya, Merah Putih 2, dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Peluncuran ini akan dilakukan melalui anak usaha Telkomsat. Satelit ini menjadi yang ke-11 milik Telkom dan direncanakan akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113 BT).

Jika peluncuran dan operasional satelit berjalan sesuai jadwal Ready For Service (RFS) pada April mendatang, Telkom akan mengelola tiga satelit aktif di tiga slot orbit berbeda. Ketiganya adalah satelit Merah Putih di slot orbit 108 BT, satelit Telkom-3S di slot orbit 118 BT, dan Merah Putih 2 di slot orbit 113 BT.

Perlu dicatat bahwa Telkom mendapat kesempatan mengelola slot orbit 113 BT setelah kegagalan peluncuran satelit Nusantara Dua di Xichang Satellite Launch Center (XLSC) China pada 9 April 2020. Keputusan ini diambil oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang menunjuk PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat sebagai pengguna baru filling satelit Indonesia di slot orbit 113 derajat BT.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan bahwa satelit Merah Putih 2 akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral, Florida. Saat ini, satelit tersebut sudah berada di lokasi peluncuran dan siap untuk diluncurkan dalam waktu dekat.

"Saat ini Satelit Merah Putih 2 sudah berada di Cape Canaveral dan siap untuk diluncurkan dalam waktu dekat," ungkap Ririek.

Satelit Merah Putih 2 didesain dengan menggunakan platform Spacebus 4000B2 dengan usia design 15 tahun. Proses pembangunan melibatkan perusahaan Thales Alenia Space, yang juga terlibat dalam pembangunan satelit Telkom-3S dan Merah Putih. Proyek pembangunan satelit Merah Putih 2 diperkirakan memerlukan dana sebesar Rp 3,8 triliun.

Thales Alenia Space akan bertanggung jawab terhadap fase early orbital positioning phase (LEOP) dan in-orbit tests (IOT). Mereka juga akan mendukung penuh pengendalian ground control dan memberikan pelatihan kepada tim engineer Telkomsat selama berlangsungnya perjanjian kerja sama ini. Dukungan ini akan berlanjut sepanjang masa pakai satelit.

Pendanaan proyek ini akan dilakukan melalui ekuitas Telkomsat sebesar 50% dan pinjaman sebesar 50%. Beberapa pihak pemberi pinjaman akan berasal dari pemegang saham (shareholder) dan pihak ketiga.

Satelit Merah Putih 2 memiliki kapasitas hingga 32Gbps dan membawa transponder aktif dengan frekuensi C-band dan Ku-band. Cakupan area di bumi dirancang dengan desain multi-spot beam, berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang menggunakan single wide beam. Hal ini akan menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang tercakup oleh beam tersebut.

Sebagai satelit Geostasionary Earth Orbit (GEO), Merah Putih 2 akan berada pada ketinggian mencapai 36.000 km dari permukaan bumi. Kelebihan dari satelit di orbit GEO adalah memiliki periode waktu mengorbit bumi yang sama dengan waktu rotasi bumi, memungkinkan satu satelit melayani satu lokasi di bumi secara kontinu. Bahkan, hanya tiga satelit dengan cakupan global sudah cukup untuk melayani seluruh lokasi di Bumi. Melalui keberadaan Satelit Merah Putih 2, Telkomsat dan TelkomGroup diharapkan dapat memperkuat posisinya sebagai pemain besar dalam industri satelit di Indonesia. 

Dikutip dari Indotelko, sebagai catatan terakhir, Indotelko telah menjadi saksi peluncuran satelit Telkom 3S pada 14 Februari 2017 di Kourou, French Guiana, dan Telkom Merah Putih di Florida, AS, pada Agustus 2018. Dengan peluncuran Merah Putih 2, Telkom terus memperkuat dominasinya sebagai pemimpin dalam menyediakan layanan satelit di Indonesia.


Bagikan artikel ini