BSSN Berikan Legalitas Pada Tim Tanggap Insiden Siber


Badan Siber dan Sandi Negara

Ilustrasi Logo Badan Siber dan Sandi Negara

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memberikan legalisasi terhadap Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer Security Incident Response (CSIRT) kepada beberapa bank di Indonesia. 

Pembentukan CSIRT ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional pada RPJMN 2020-2024 yang menargetkan pembentukan 131 CSIRT, salah satunya CSIRT di Bank Papua.

Kegiatan ini dilakukan di Workshop Pengelolaan dan Penanganan Insiden di Hotel Fox Harris, Jalan Jawa, Kota Bandung, Rabu (11/10/2023). 

Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan Perdagangan dan Pariwisata, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, BSSN Edit Prima mengatakan, pembentukan CSIRT penting dilakukan agar manajemen insiden lebih terorganisir. Juga mengurangi tingkat resiko siber yang tinggi. 

"Perbankan ini adalah salah satu sektor yang sangat mengedepankan trust. Nah, dengan perkembangan teknologi sekarang ini di mana ancaman sibernya juga sangat meningkat tentunya sektor perbankan menjadi penting untuk bisa mengantisipasi semua ancaman yang terjadi di ruang siber. Jadi perbankan memang harus siap dengan tim tanggap insiden siber ini," ucap Prima seperti dikutip iNews, Senin (16/10). 

Workshop kali ini, fokus pada pengelolaan dan pengenalan insiden siber. Acara ini rutin diselenggarakan oleh BSSN setiap tahun. Pihaknya memrioritaskan bisa diikuti kalangan perbankan terutama yang sudah mendaftarkan tim tanggap insiden siber ke BSSN. 

"Tujuan kami adalah meningkatkan kolaborasi dengan seluruh stakeholders seperti perbankan. Melalui workshop ini diharapkan meningkatnya kemampuan mereka dalam menangani dan mengelola insiden sekiranya terjadi di organisasi masing-masing," tutur dia. 

Pemimpin Divisi Teknologi Informasi Bank Papua Andreas Didik Wijayanta mengatakan, pembentukan tim CSIRT ini adalah tuntutan pemenuhan kepatuhan kepada regulasi sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada nasabah. 

Pihaknya akan terus berusaha meningkatkan sistem keamanan perbankan agar memberikan rasa nyaman kepada nasabah. 

"Ini memang perjalanan yang tidak singkat karena kami harus menyiapkan segala sesuatunya mulai dari organisasinya, orangnya dan juga infrastruktur yang mendukung," ucap  Andreas.


Bagikan artikel ini