Acronis Sediakan Proteksi Keamanan dengan Disaster Recovery


Channel Manager Acronis Aviantri Faiza memaparkan tentang Disaster Recovery Cloud

Channel Manager Acronis Aviantru Faiza memaparkan tentang Disaster Recovery Cloud

Downtime adalah istilah dalam industri komputer untuk menunjukan waktu di mana komputer atau sistem TI tidak tersedia, offline atau tidak beroperasi. Downtime memiliki banyak penyebab, termasuk penghentian untuk melakukan maintenance (dikenal sebagai downtime terjadwal), kesalahan manusia, malfungsi software atau hardware, dan bencana lingkungan seperti pemadaman listrik, kebakaran, banjir, atau perubahan suhu yang besar.

"Salah satu penyebab downtime sendiri ialah dari serangan ransomware. Berdasarkan riset bahwa sebanyak 77 persen perusahaan mengalami insiden downtime sebanyak sekali atau lebih dan memerlukan rencana aktivasi bencana dalam 24 bulan terakhir," jelas Aviantri Faiza Channel Manager Acronis Indonesia dalam workshop Cloud Computing Indonesia Conference 2022 : How to Protect your Business from Downtime?

Faiza menjelaskan, berikut salah satu contoh dari klinik medis pada infrastruktur IT, kelinik medis menjalankan Clinic Management System (CMS) terpusat guna mengelola Electronic Health Record (EHR), janji temu, dan pembayaran. Pada sistem klinik medis apabila terkena serangan downtime adalah dari sisi dokter maupun pelayan kesehatan tidak bisa menyelesaikan session mereka atau tidak dapat me-record.

Selain itu, pelanggan tidak dapat membuat atau mengubah appointment dengan dokter pada aplikasi tersebut, klinik tidak dapat membagikan hasil pemeriksaan terakhir milik pasien, dokter tidak dapat menyimpan informasi pasien yang sedang melakukan kontrol kesehatan, dan pada sistem payment berubah menjadi cash only. 

Waktu dalam me-recovery dari serangan downtime adalah apabila menggunakan cloud backup diperlukan waktu tiga hari sementara dengan disaster recover akan lebih cepat yang hanya memerlukan waktu satu jam. 

Faiza menjelaskan, setiap perusahaan memilki critical workload, sehingga apabila terjadi kegagalan sistem apa pun dapat membahayakan operasi di sebuah perusahaan. Sebuah workload atau beban kerja dianggap sangat penting bila terjadi kegagalan dalam pekerjaan yang memnyebabkan kerugian pada finansial, hukum, atau reputasi yang cukup besar, menimbulkan dampak negatif terhadap produktivitas dan efisiensi kerja, meningkatkan risiko bagi manusia dan lingkungan. Critical workload tersebut terdapat pada active directory, database, file server, dan application server for industry-specific software. 

"Dalam memproteksi bisnisnya diperlukan Disaster Recovery (DR) yang menyediakan kemampuan untuk menjalankan aplikasi dalam mode failover dengan salinan data terbaru, memastikan bahwa perusahaan dapat menjalankan bisnis mereka seperti biasa," ujar Faiza.

Sistem backup data bukan merupakan bagian dari Disasater Recovery, ketika backup memberikan pendekatan yang stabil untuk pemulihan, disaster recovery memastikan bisnis dapat terus berjalan maskipun dalam keadaan krisis, sehingga disaster recovery merupakan solusi khusus yang berfokus pada kecepatan pemulihan untuk menjaga kelangsungan bisnis.

Berikut beberapa instansi yang membutuhkan disaster recovery adalah logistik, layanan finansial, layanan  kesehatan, manufaktur, telekomunikasi, e-commerce, layanan bisnis, dan konstruksi.

"Tantangan-tantangan dari disaster recovery adalah diperlukannya investasi modal yang besar di muka, oleh karena itu, Acronis Disaster Recovery Cloud memberikan solusi yang cukup efisien karena pelanggan tidak perlu melakukan investasi pada infrastruktur dan hanya memerlukan infrastruktur cloud yang disediakan oleh Acronis. Data center Acronis telah tersebar di seluruh dunia, yang kurang lebih terdapat 40 data center," tutur Faiza.

Faiza melanjutkan, tantangan selanjutnya adalah berbagai solusi digunakan untuk backup, replicate, dan orkestrasi DR skenario. Solusi yang dilakukan oleh Acronis adalah semua skenario terkait DR dikelola dalam satu kontrol, DR ditambahkan ke backup dalam hitungan detik, konsol web, penyimpanan cadangan, dan infrastruktur cloud yang sama.

Tantangan yang terakhir adalah persiapan jaringan yang cukup rumit, sehingga solusi yang diberikan adalah intuitif antarmuka Acronis Disaster Recovery Cloud menyediakan konfigurasi cloud-only, site-to-site, VPN Multisite, point-to-site, dan IPsec. 

Pemulihan dari serangan tersebut adalah pemulihan yang sangat cepat berlangsung dalam hitungan jam, harga yang cukup terjangkau tanpa harus melakukan investasi modal, sistem DR bersifat otomatis sehingga mudah dioperasikan, menguji skenario DR utama di lingkungan pengujian yang terisolasi, waktu henti hampir nol selama failback, orkestrasi Disaster Recovery. 

Acronis cyber protect cloud memiliki tiga fungsi untuk melindungi dari serangan yakni backup dan discovery dengan membantu pemilihan aplikasi, sistem, dan data bisnis yang cepat dan andal dengan kemampuan forensik. Anti Malware dan Anti Virus dengan full stack, perlindungan berbasis AI/ML generasi terbaru dalam melawan malwaare, pemfilteran URL, dan pemindaian backup. Security dan Management yang memiliki toolkit endpoint: destkop jarak jauh, penilaian kerentanan dan patching, serta kesehatan drive. 

"Acronis Cyber Protect dapat mengintegrasikan pencadangan, disaster recovery, perlindungan terhadap ransomware dan malware berbasis AI, destkop jarak jauh, dan alat keamanan dalam satu solusi," pungkas Faiza.


Bagikan artikel ini