Terminal Teluk Lamong Mulai Terapkan IoT untuk Smart Port 4.0


IOT

Ilustrasi IOT

Terminal Teluk Lamong yang merupakan bagian dari Pelabuhan Indonesia (Pelindo) saat ini mulai melakukan penerapan teknologi berbasis internet of things (IoT) untuk dunia kepelabuhan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya transformasi port automation menuju smart port dan untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi teknologi di seluruh aspek kegiatan operasional.

Arief Yarmanto, Sekretaris Perusahaan PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mengungkapkan bahwa saat ini TTL sedang memasuki tahap ketiga dalam pengembangan teknologi terminal menuju Smart Port 4.0 yang berkaitan erat dengan penerapan IoT di dunia kepelabuhan. Hal ini kemudian menuntut kemaksimalan kontribusi dan efesiensi proses logistik melalui inovasi yang ada di industri pelabuhan secara global.

"Sejak dilakukan uji coba pertama pada November 2021 sampai saat ini, telah terlihat bahwa hal ini mampu membawa perubahan dalam pelayanan di Terminal Teluk Lamong," tutur Arief dalam siaran pers di Surabaya, Jumat (26/11/2021). 

Namun demikian, Arief menyampaikan, pada proses penerapannya pemantauan dan perbaikan yang berkesinambungan tetap perlu dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar penerapan IoT di lapangan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu berkontribusi untuk menurunkan menurunkan biaya logistik nasional serta meningkatkan daya saing pelabuhan.

Sementara Information Communication Technology Senior Manager TTL, Hadi M Lukmantyo menyampaikan bahwa TTL sudah memiliki master plan untuk mengembangkan teknologi informasi mereka, dan pada tahun ini, TTL telah melakukan pengembangan teknologi melalui Enhancement Terminal Operation System (TOS) yang mengelola seluruh sistem bongkar muat pelabuhan.

Pada proses pengembangannya, salah satu teknologi yang diintegrasikan dengan TOS adalah IoT dan global positioning system (GPS). Penerapan keduanya bertujuan untuk mempercepat proses job assignment ke armada truk dengan mengidentifikasi lokasi dan status muatan truk secara real time.

"Teknologi IoT juga dimanfaatkan untuk memantau penggunaan alat bongkar muat, sehingga ditinjau dari aspek operasional dapat meningkatkan kinerja bongkar muat dan percepatan layanan receiving delivery, serta dapat juga memberi potensi tambahan kapasitas sebanyak 11.867 boks per tahun," jelas Hadi.

Tidak hanya itu, Terminal Teluk Lamong juga tengah melakukan pemasangan sistem Radio Frequency Identification (RFID) reader pada masing-masing blok. Tujuan dari pemasangan RFID tersebut adalah untuk percepatan operasional lift on-lift off armada truk di lapangan penumpukan.

Hadi pun menjelaskan bahwa keberadaan sistem RFID kemudian diharapkan dapat mendukung pola operasional yang ada atas enhancement TOS.


Bagikan artikel ini