Waspadai Aplikasi Tiongkok: Ancaman Nyata Bagi Keamanan Data
- Rita Puspita Sari
- •
- 10 Jul 2025 16.58 WIB

Ilustrasi Aplikasi TikTok
Pemerintah Taiwan melalui Biro Keamanan Nasional (NSB) mengeluarkan peringatan keras terkait potensi ancaman keamanan data dari sejumlah aplikasi asal Tiongkok, termasuk TikTok, Weibo, RedNote (juga dikenal sebagai Xiaohongshu), WeChat, dan Baidu Cloud. Peringatan ini dikeluarkan menyusul temuan pelanggaran serius terhadap privasi pengguna dan praktik pengumpulan data yang dinilai berlebihan oleh aplikasi-aplikasi tersebut.
Langkah ini merupakan hasil penyelidikan bersama antara NSB, Biro Investigasi Kementerian Kehakiman (MJIB), serta Biro Investigasi Kriminal (CIB) yang berada di bawah naungan Badan Kepolisian Nasional Taiwan. Dalam laporan resminya, NSB menyebutkan bahwa seluruh aplikasi tersebut berpotensi menimbulkan risiko keamanan nasional akibat pengumpulan dan pengiriman data secara masif ke server yang berlokasi di Tiongkok.
15 Indikator Risiko: RedNote Melanggar Seluruhnya
Dalam analisis yang dilakukan, NSB menilai setiap aplikasi berdasarkan 15 indikator dalam lima kategori utama:
- Pengumpulan data pribadi
- Penggunaan izin akses yang berlebihan
- Pengiriman dan berbagi data
- Pengambilan informasi sistem
- Akses ke data biometrik
Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi RedNote/Xiaohongshu melanggar semua 15 indikator. Aplikasi populer lainnya seperti Weibo dan TikTok juga dinyatakan melanggar 13 indikator masing-masing, sementara WeChat melanggar 10 indikator, dan Baidu Cloud melanggar 9 indikator.
Menurut laporan NSB, pelanggaran tersebut termasuk pengumpulan informasi sensitif pengguna secara besar-besaran seperti data pengenalan wajah, tangkapan layar (screenshot), isi clipboard, daftar kontak, hingga informasi lokasi. Tidak hanya itu, aplikasi-aplikasi ini juga mengakses daftar aplikasi yang telah terinstal di perangkat serta parameter teknis perangkat, yang berpotensi digunakan untuk pelacakan aktivitas pengguna.
Pengiriman Data ke Tiongkok: Ancaman Privasi Nyata
Salah satu poin krusial dari temuan ini adalah bahwa kelima aplikasi tersebut secara aktif mengirimkan paket data ke server yang berlokasi di Tiongkok. Hal ini memicu kekhawatiran serius karena hukum di Tiongkok mewajibkan semua perusahaan teknologi menyerahkan data pengguna kepada pemerintah bila diminta, dengan alasan keamanan nasional dan kepentingan intelijen negara.
“Jenis pengiriman data seperti ini menimbulkan kekhawatiran serius terkait potensi penyalahgunaan data pribadi oleh pihak ketiga,” ujar NSB dalam pernyataan resminya.
Dampaknya tidak hanya mengancam privasi individu, tetapi juga membuka celah bagi pencurian informasi rahasia bisnis dan potensi spionase digital, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Taiwan.
Dukungan Global terhadap Pembatasan Aplikasi Asal Tiongkok
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara di dunia mulai mengambil langkah tegas terhadap aplikasi asal Tiongkok. India, misalnya, telah melarang berbagai aplikasi dari Tiongkok sejak tahun 2020. Kanada juga mengambil langkah serupa pada November 2024 dengan memerintahkan TikTok menghentikan operasinya di negara tersebut.
Di Amerika Serikat, nasib TikTok juga terus menjadi perdebatan. Meskipun larangan resmi terhadap TikTok semula dijadwalkan mulai berlaku pada Januari 2025, implementasinya telah ditunda hingga tiga kali, memperlihatkan kompleksitas politik dan hukum dalam menghadapi pengaruh teknologi dari Tiongkok.
Tak hanya itu, pejabat perlindungan data di Jerman baru-baru ini mendesak Apple dan Google untuk menghapus DeepSeek, chatbot AI asal Tiongkok, dari toko aplikasi mereka. Alasannya? DeepSeek terbukti melakukan transfer data pengguna ke Tiongkok secara ilegal. Ini menandakan bahwa kekhawatiran soal keamanan data bukan hanya terbatas pada aplikasi sosial, tetapi juga merambah ke teknologi kecerdasan buatan.
Imbauan kepada Masyarakat: Waspadai Aplikasi Asing
Dalam penutup pernyataannya, NSB mengimbau kepada seluruh warga Taiwan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat seluler mereka. NSB juga menekankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih aplikasi yang akan diunduh, terutama jika aplikasi tersebut berasal dari negara dengan risiko tinggi terhadap keamanan siber.
“NSB dengan tegas menyarankan masyarakat untuk selalu waspada terhadap keamanan perangkat seluler dan menghindari mengunduh aplikasi buatan Tiongkok yang berisiko terhadap keamanan siber, demi melindungi privasi data pribadi dan rahasia bisnis perusahaan,” demikian pernyataan resmi NSB.
Ancaman Global, Bukan Sekadar Isu Regional
Isu keamanan data bukan lagi menjadi perhatian eksklusif satu negara. Ketergantungan global terhadap perangkat digital dan aplikasi membuat ancaman siber lintas batas menjadi nyata. Dengan infrastruktur digital yang saling terhubung, pelanggaran data di satu negara bisa berdampak luas hingga ke negara lain.
Banyak pihak menilai bahwa pengawasan ketat terhadap aplikasi asing, terutama dari negara-negara yang memiliki kebijakan otoriter terkait data, menjadi langkah penting untuk mempertahankan kedaulatan digital. Peringatan dari Taiwan ini memperkuat urgensi bagi negara lain untuk mengevaluasi kembali regulasi terhadap aplikasi asing yang mengakses data pengguna.
Saatnya Bijak dalam Menggunakan Aplikasi
Dengan semakin canggihnya teknologi, data pribadi menjadi aset berharga yang rawan disalahgunakan. Kasus-kasus seperti yang ditemukan oleh NSB Taiwan membuktikan bahwa aplikasi-aplikasi populer sekalipun bisa menjadi ancaman jika tidak diawasi secara ketat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap pengguna baik individu maupun perusahaan untuk meningkatkan kesadaran digital, rajin membaca izin akses aplikasi, serta memanfaatkan alternatif aplikasi yang lebih aman. Taiwan telah memberikan peringatan keras, kini giliran masyarakat global untuk bertindak bijak.