Lindungi Bisnis Anda dari Ancaman IoT dengan Cara Ini!
- Rita Puspita Sari
- •
- 9 jam yang lalu

Ilustrasi Internet of Things
Di era digital seperti sekarang, hampir semua perangkat kantor terhubung ke internet. Termostat cerdas, kamera keamanan, speaker pintar, bahkan printer nirkabel, semuanya memberikan kemudahan dan efisiensi. Tapi konektivitas ini membawa satu konsekuensi besar: kerentanan keamanan siber.
Perangkat-perangkat tersebut bisa menjadi “pintu belakang” bagi penjahat siber untuk mencuri data sensitif atau menyusup ke sistem bisnis. Dan yang membuat situasi semakin genting, banyak pelaku bisnis tidak menyadari betapa rentannya sistem mereka terhadap serangan yang bermula dari perangkat IoT.
Menurut laporan yang dikutip dari IoTNOW.com, diperkirakan ada lebih dari 75 miliar perangkat IoT di seluruh dunia, dan angka ini terus meningkat. Sayangnya, pertumbuhan pesat ini tidak diimbangi dengan peningkatan sistem keamanan yang memadai.
Mengapa Perangkat IoT Rentan terhadap Serangan?
Tidak seperti komputer atau server, perangkat IoT sering kali dirancang dengan keamanan minimal. Berikut beberapa alasan mengapa perangkat IoT menjadi target empuk bagi peretas:
- Kata sandi bawaan lemah: Banyak perangkat dikirim dengan kata sandi default seperti "admin" atau "123456".
- Jarang diperbarui: Produsen jarang menyediakan pembaruan firmware, apalagi secara otomatis.
- Kurangnya enkripsi: Komunikasi data antar perangkat sering kali tidak dienkripsi.
- Sumber daya terbatas: Beberapa perangkat tidak cukup kuat untuk menjalankan fitur keamanan modern seperti antivirus atau firewall internal.
Mengenali Kerentanan IoT di Lingkungan Kantor Anda
Langkah awal dalam memperkuat keamanan IoT adalah mengenali perangkat yang terhubung ke jaringan Anda. Banyak perusahaan tidak sadar bahwa mereka memiliki puluhan bahkan ratusan perangkat IoT yang aktif.
Langkah-langkah yang bisa Anda lakukan:
- Lakukan audit perangkat terhubung: Cek semua perangkat yang terhubung ke Wi-Fi atau jaringan kabel, termasuk perangkat yang jarang digunakan.
- Identifikasi perangkat Shadow IT: Ini adalah perangkat yang dibawa oleh karyawan dan dihubungkan tanpa sepengetahuan tim TI.
- Kelompokkan perangkat berdasarkan tingkat risiko: Misalnya, kamera pengawas dan sistem smart building memiliki risiko tinggi karena biasanya terhubung terus-menerus ke jaringan.
Risiko Berdasarkan Sektor Industri:
- Manufaktur: Terancam gangguan operasional dan pencurian desain produk.
- Kesehatan: Risiko tinggi terhadap kebocoran data pasien dari perangkat medis.
- Ritel: Ancaman terhadap data pelanggan dan sistem pembayaran digital.
Strategi Mengamankan Perangkat IoT dalam Bisnis
Perangkat Internet of Things (IoT) telah menjadi bagian penting dalam operasional banyak bisnis saat ini. Mulai dari printer nirkabel, kamera keamanan, sensor suhu, hingga asisten virtual seperti Alexa atau Google Assistant.
Namun, di balik semua kemudahan itu, perangkat IoT juga membawa risiko keamanan siber yang tidak bisa diabaikan. Banyak dari perangkat ini memiliki kerentanan yang dapat menjadi pintu masuk bagi peretas. Jika satu perangkat saja diretas, bukan tidak mungkin seluruh jaringan bisnis ikut terancam.
Agar perangkat IoT Anda tidak menjadi celah keamanan, berikut enam strategi utama yang wajib diterapkan dalam lingkungan bisnis.
-
Segmentasi Jaringan: Pisahkan agar Tidak Menular
Segmentasi jaringan adalah teknik keamanan yang digunakan untuk memisahkan perangkat IoT dari sistem jaringan utama bisnis. Dengan memisahkan jaringan untuk perangkat seperti kamera, printer, dan sensor, Anda membatasi dampak jika perangkat-perangkat tersebut disusupi.Contoh nyata: Jika kamera CCTV Anda diretas dan berada di jaringan yang sama dengan sistem kasir dan data pelanggan, maka peretas bisa mengakses semuanya. Tapi jika CCTV itu berada di jaringan terpisah (misalnya VLAN khusus IoT), maka serangan tidak akan menjalar.
Manfaat utama:
- Menghambat penyebaran malware dan serangan lateral.
- Mempermudah pengawasan dan pelaporan aktivitas jaringan.
- Memberi kontrol lebih pada siapa yang bisa mengakses perangkat.
Tips tambahan: - Gunakan firewall internal antara jaringan utama dan jaringan IoT.
- Terapkan kebijakan "deny by default" dan buka akses hanya yang diperlukan.
-
Keamanan Jaringan Cloud: Jangan Percaya 100% pada Cloud
Sebagian besar perangkat IoT saat ini terhubung ke platform cloud, baik untuk pembaruan data, kontrol jarak jauh, atau penyimpanan log. Meskipun cloud menawarkan kenyamanan, koneksi cloud yang tidak aman dapat dimanfaatkan oleh penyerang.Langkah pengamanan:
- Pastikan semua komunikasi antara perangkat dan cloud dienkripsi menggunakan TLS (Transport Layer Security) versi terbaru.
- Gunakan Cloud Access Security Broker (CASB) untuk mendeteksi aktivitas abnormal, seperti login dari lokasi mencurigakan atau pengiriman data tidak biasa.
- Aktifkan fitur keamanan tambahan jika tersedia dari penyedia cloud, seperti:
- Secure Boot: mencegah perangkat dijalankan dengan sistem operasi palsu.
- Verifikasi Firmware: memastikan bahwa perangkat menjalankan firmware resmi.
- Behavior Analytics: mendeteksi anomali dalam perilaku perangkat.
Contoh: Kamera keamanan yang mengirimkan data ke cloud milik vendor harus memastikan bahwa koneksi dienkripsi dan hanya dapat diakses oleh sistem sah yang diberi otorisasi.
-
Manajemen Patch dan Pembaruan: Selalu Perbarui Firmware
Salah satu celah terbesar dalam perangkat IoT adalah tidak diperbaruinya firmware secara rutin. Padahal, banyak peretasan terjadi karena perangkat masih menggunakan versi lama yang memiliki kerentanan keamanan yang diketahui.Langkah yang disarankan:
- Daftarkan email ke vendor perangkat agar mendapatkan notifikasi pembaruan keamanan.
- Gunakan sistem otomatis untuk memeriksa dan menguji firmware sebelum penerapan.
- Karantina atau ganti perangkat lama yang sudah tidak mendapat dukungan teknis (end-of-life).
Kesalahan umum:
- Menunda pembaruan karena takut sistem terganggu.
- Mengabaikan notifikasi dari vendor perangkat.
Contoh kasus: Printer nirkabel kantor Anda belum diperbarui selama 2 tahun dan memiliki bug yang memungkinkan pengambilalihan sistem. Jika firmware diperbarui secara berkala, risiko ini bisa dihindari.
-
Otentikasi yang Lebih Kuat: Jangan Pakai Password “admin123”
Banyak perangkat IoT masih menggunakan password default yang mudah ditebak. Ini merupakan salah satu kesalahan paling umum yang bisa dimanfaatkan oleh peretas untuk mengakses sistem.Langkah penguatan:
- Gunakan password unik dan kompleks untuk setiap perangkat.
- Terapkan manajer password agar kredensial tersimpan dengan aman.
- Gunakan sertifikat digital, API key, atau token otentikasi untuk integrasi antar perangkat.
- Terapkan prinsip least privilege: hanya izinkan perangkat yang benar-benar butuh akses, dan batasi hak akses seminimal mungkin.
Contoh: Jangan biarkan printer memiliki akses ke sistem akuntansi. Hanya izinkan akses ke jaringan cetak saja.
-
Pemantauan dan Respons Insiden: Waspadai Aktivitas yang Mencurigakan
Tak peduli sekuat apa sistem keamanan Anda, tidak ada sistem yang benar-benar 100% aman. Maka dari itu, pemantauan terus-menerus dan respons cepat saat insiden terjadi sangat penting.Gunakan alat seperti:
- SIEM (Security Information and Event Management): mengumpulkan dan menganalisis log dari perangkat IoT dan sistem lainnya.
- NIDS (Network Intrusion Detection System): mendeteksi lalu lintas mencurigakan dalam jaringan IoT.
Langkah respons saat insiden terjadi:
- Isolasi perangkat dari jaringan utama.
- Lakukan analisis forensik untuk mengetahui sumber dan dampak serangan.
- Pulihkan perangkat atau ganti jika perlu.
- Dokumentasikan kejadian dan perbarui SOP keamanan agar hal yang sama tidak terjadi lagi.
Contoh kasus: Sensor suhu mendadak mengirimkan data ke server luar negeri yang tidak dikenali. Dengan SIEM, Anda bisa mendeteksinya dan segera memutus koneksi perangkat tersebut sebelum berdampak lebih luas.
-
Edukasi dan Kesadaran Pengguna: Karyawan Anda Bisa Jadi Titik Lemah
Salah satu celah keamanan yang paling sering diabaikan adalah manusia itu sendiri. Banyak karyawan tidak memahami risiko keamanan dari penggunaan perangkat IoT yang tidak sah atau tidak dikonfigurasi dengan benar.Langkah edukasi:
- Masukkan materi keamanan IoT dalam pelatihan onboarding karyawan baru.
- Lakukan simulasi serangan secara berkala agar karyawan tahu bagaimana merespons.
- Terapkan kebijakan larangan penggunaan perangkat pribadi (seperti smart speaker, smartwatch) di jaringan internal perusahaan tanpa izin dari tim TI.
Contoh nyata: Seorang karyawan membawa kamera IP pribadi dan menyambungkannya ke jaringan kantor. Tanpa disadari, kamera tersebut memiliki celah keamanan dan memberi akses tidak sah ke jaringan internal.
Membangun Budaya Keamanan IoT yang Berkelanjutan
Keamanan IoT bukan tugas sekali selesai. Ini adalah proses berkelanjutan yang memerlukan kesadaran, prosedur, dan pemantauan rutin.
Berikut beberapa praktik terbaik yang bisa diterapkan:
- Buat daftar aset IoT dan perbarui secara berkala.
- Jadwalkan audit keamanan setiap kuartal.
- Sediakan jalur komunikasi terbuka antara tim TI dan semua departemen.
- Kolaborasi dengan vendor untuk memastikan firmware dan dokumentasi perangkat selalu mutakhir.
Perangkat IoT telah menjadi bagian integral dari operasional bisnis modern, mulai dari meningkatkan efisiensi hingga mendukung otomatisasi. Namun, tanpa perlindungan yang memadai, mereka bisa menjadi sumber kerentanan yang membahayakan data dan reputasi bisnis Anda.
Dengan mengidentifikasi perangkat yang terhubung, menerapkan segmentasi jaringan, menjaga pembaruan firmware, memperkuat otentikasi, serta mengedukasi pengguna, Anda bisa menurunkan risiko secara signifikan.
Kunci keberhasilan terletak pada disiplin, kolaborasi, dan konsistensi. Ketika keamanan IoT sudah tertanam dalam budaya organisasi, maka Anda tidak hanya melindungi bisnis hari ini, tetapi juga menyiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan yang semakin terkoneksi.