Lebih Pintar dari Manusia, Teknologi AGI Diprediksi Hadir 2027


Ilustrasi Artificial General intelligence (AGI)

Ilustrasi Artificial General intelligence (AGI)

Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 2027, dunia akan disaksikan oleh hadirnya sebuah terobosan revolusioner dalam dunia teknologi, kehadiran Artificial General Intelligence (AGI). AGI, sebuah evolusi dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang telah kita kenal, diharapkan akan menjadi jauh lebih pintar dari otak manusia. Prediksi ini disampaikan oleh Ben Goertzel, seorang ilmuwan komputer dan CEO SingularityNET, dalam pidato penutupan Beneficial AGI Summit 2024 di Panama City.

Ben Goertzel, yang dikenal sebagai "Bapak AGI" karena peran pentingnya dalam mempopulerkan istilah Artificial General Intelligence (AGI) sejak awal tahun 2000-an, mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi AI telah mencapai titik di mana AGI, yang dulu dianggap sebagai khayalan ilmiah, sekarang menjadi sebuah kenyataan yang semakin dekat.

Peningkatan Kecepatan Pengembangan AGI

Dalam pidatonya, Ben Goertzel menyoroti bahwa sebagian besar sistem AI saat ini masih terbatas pada tingkat "Narrow AI", di mana kecerdasannya hanya terfokus pada satu bidang tertentu. Meskipun demikian, perkembangan dalam penelitian AI terus mengalami kemajuan yang signifikan. Meskipun AI Narrow telah mengalami perkembangan, AI masih kesulitan dalam memahami konteks dan berpikir seperti manusia. "Namun, perkembangan penelitian AI saat ini sangat cepat dan AGI memiliki potensi untuk menyaingi kemampuan manusia dalam beberapa bidang," katanya.

Namun, dengan perkembangan teknologi AI yang semakin masif, kehadiran AGI diprediksi akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Ben menekankan bahwa AGI memiliki potensi untuk menyaingi kemampuan manusia dalam beberapa bidang, menggambarkan konsep pembuatan 'super AI' ini sebagai hipotesis singularitas.

Hipotesis Singularitas

Ben Goertzel mencatat tiga bukti yang mendukung hipotesisnya. Pertama, dia merujuk pada pemodelan oleh Ray Kurzweil dalam buku "The Singularity is Near". Kedua, dia menyoroti perbaikan pada Large Language Model (LLM), yang menjadi landasan penting dalam pengembangan kecerdasan buatan yang lebih maju. Ketiga, dia menyebut upaya pembangunan infrastruktur AI seperti OpenCog Hyperon, yang merupakan langkah nyata menuju realisasi AGI.

Hipotesis singularitas yang diusung oleh Ben Goertzel menyoroti pentingnya pengembangan sistem AI yang terdistribusi secara luas. Hal ini mencakup berbagai aspek kognisi manusia, mulai dari pembuatan konten hingga kemampuan penalaran.

Harapan dan Tantangan Menuju Masa Depan AGI

Ben Goertzel, memperkirakan bahwa AGI pertama mungkin akan dibangun pada tahun 2029 atau 2030, bahkan mungkin lebih cepat, yakni pada tahun 2027. Meskipun belum ada kepastian mengenai waktu yang tepat untuk mencapai AGI setara manusia, perkembangan dalam pemodelan komputer dan peningkatan dalam sistem AI memberikan harapan akan pencapaian tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

"Tampaknya masuk akal, kita bisa mencapai AGI tingkat manusia dalam, katakanlah, tiga hingga delapan tahun ke depan," imbuhnya seperti dikutip Live Science

Dengan adanya prediksi bahwa AGI mungkin akan hadir pada tahun 2027, para pemangku kepentingan di berbagai sektor harus bersiap untuk menghadapi perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi. Penerapan AGI dapat memiliki dampak yang mendalam dalam berbagai bidang, mulai dari industri hingga kehidupan sehari-hari kita.

Dengan berbagai bukti dan perkembangan yang telah disampaikan, prediksi tentang kehadiran AGI pada tahun 2027 menggambarkan sebuah masa depan yang menarik dan penuh tantangan dalam dunia teknologi. Meskipun belum ada kepastian absolut, para ahli optimis bahwa kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan akan membawa kita menuju era baru di mana mesin tidak hanya akan menjadi alat yang cerdas, tetapi juga mitra dalam menyelesaikan masalah kompleks manusia.

Dengan semakin dekatnya era AGI, penting bagi masyarakat untuk terlibat dalam diskusi dan penelitian mengenai implikasi dan konsekuensi dari hadirnya kecerdasan buatan yang setara dengan manusia. Hanya dengan pemahaman yang mendalam dan kolaborasi lintas disiplin, kita dapat memastikan bahwa perkembangan teknologi ini akan membawa manfaat maksimal bagi manusia dan masyarakat secara keseluruhan.


Bagikan artikel ini