Pasar Big Data di Indonesia Masih Terus Berkembang


Big Data

Ilustrasi Big Data

Pasar layanan big data di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan. Meskipun telah mengalami pertumbuhan sebesar 14,7 persen pada semester pertama tahun 2022, pasar ini masih belum optimal diserap oleh masyarakat. Menurut data dari Lembaga Riset IDC (International Data Corporation), pertumbuhan pasar big data dan analitik di Indonesia naik sebesar 12,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

EVP Digital Business and Technology PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Komang Budi Aryasa, menyatakan bahwa pertumbuhan ini sebenarnya masih dianggap belum memuaskan. "Sebab, upaya pemanfaatan data dalam skala besar belum masif dilakukan di Indonesia. Artinya masih banyak peluang dan potensi yang bisa digali," kata Komang dalam rilis yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Pakar big data, Aqsath Rasyid Naradhipa, turut mengafirmasi pernyataan tersebut. "Betul itu, pemanfaat data di instansi baik swasta maupun pemerintah, belum maksimal. Tantangannya mulai dari cara melakukan pengumpulan data, pembersihan data, hingga pemanfaatan datanya," tuturnya. Namun, jika data bisa dimaksimalkan, hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan, mengurangi kesalahan, serta membuat keputusan menjadi lebih tepat.

Tantangan dalam Pengelolaan Big Data

Menurut Naradhipa, data digital di perusahaan Indonesia masih tersebar dan belum terintegrasi dengan baik, juga belum didukung oleh teknologi yang memadai untuk mengelola dan mengkorelasikan data internal dan eksternal. Namun, Telkom telah mengembangkan solusi berupa BigBox, sebuah platform end-to-end Data Management and Analytics yang dirancang untuk mengelola dan menganalisis data dalam jumlah besar dari berbagai lingkungan dan format data. Dengan BigBox, perusahaan dapat memperoleh pencerahan, rekomendasi, serta mengatasi berbagai tantangan, menciptakan nilai tambah yang signifikan melalui pemanfaatan big data dalam ekosistem digital yang berkelanjutan.

Namun, menurut Rinaldi H Leksana, Co Founder Enclave Kolaborasi Global, banyak perusahaan di Indonesia memiliki visi untuk mengelola big data, tetapi sering kali tidak memiliki program yang baik karena kurangnya ekspektasi output yang jelas. Oleh karena itu, pendampingan oleh ahli big data menjadi krusial dalam mengimplementasikan big data. Tanpa pendampingan tersebut, pengembangan big data dapat menjadi proyek yang tidak berujung dan investasi yang sia-sia.

Rinaldi H Leksana, Co Founder Enclave Kolaborasi Global, menyoroti bahwa banyak perusahaan di Indonesia memiliki aspirasi untuk mengelola big data, namun seringkali terkendala karena kurangnya program yang terstruktur dan ekspektasi output yang jelas. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki komitmen yang kuat, output yang tepat, serta didampingi oleh ahli big data untuk mengoptimalkan implementasi big data. Rinaldi menyatakan "Pendampingan expert akan menjadi pondasi yang kuat dalam implementasi big data. Tanpa itu, maka pengembangannya akan never ending project dan tidak jarang menjadi investasi sia-sia.”  

Pemanfaatan Teknologi untuk Pengelolaan Big Data

Yudhistira Nugraha, Direktur Jakarta Smart City 2019-2023, menekankan pentingnya peningkatan kapasitas analitik data untuk memproses, menganalisis, dan menginterpretasikan big data secara efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan Machine Learning. Pemanfaatan hasil analisis big data untuk pengambilan keputusan (data-driven policy) membutuhkan kolaborasi, keterbukaan data, infrastruktur, dan literasi digital yang memadai.

Kolaborasi dan Keterbukaan Data dalam Pemanfaatan Big Data

Doktor Keamanan Informasi dari Oxford University, Inggris, menyebutkan bahwa penggunaan big data di instansi pemerintah daerah harus dimanfaatkan hingga tingkat merespons kebutuhan dan ekspektasi masyarakat urban. Misalnya, penggunaan big data untuk meningkatkan ketersediaan transportasi umum dan memberikan informasi lalu lintas yang lebih efisien. Selain itu, layanan kesehatan juga dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan big data untuk mengelola ketersediaan dokter, waktu tunggu, terutama dalam kondisi darurat, serta manajemen bencana untuk merespons situasi darurat.

Meskipun pasar big data di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan potensinya. Diperlukan pendampingan ahli big data, pemanfaatan teknologi, kolaborasi antar instansi, serta keterbukaan data untuk memastikan bahwa big data dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor, mulai dari transportasi, layanan kesehatan, hingga manajemen bencana.


Bagikan artikel ini