Google Cloud Hingga Azure Kuasai Pasar Cloud Computing Indonesia


Google Cloud New

Google Cloud

Google Cloud Platform (GCP) menjadi penguasa pasar layanan cloud computing atau komputasi awan di Indonesia, disusul oleh Amazon Web Services (AWS), Azure, hingga Alibaba Cloud. Berdasarkan hasil riset pasar Twimbit di Indonesia pada 2020, GCP menempati 37 persen pangsa pasar di Indonesia yang disusul dengan AWS sebesar 32 persen, Azure 11 persen, dan Alibaba Cloud 9 persen.

“Berdasarkan riset Twimbit, Google Cloud menjadi penguasa pasar di Indonesia. Google Cloud diluncurkan saat pandemi, tapi ternyata kami tetap bisa melakukan akselerasi karena saat pandemi semua dilakukan secara online,” tuur Country Director Google Cloud Indonesia Megawaty Khie dalam acara Go Digital Summit 2021, Rabu (24/11/2021).

Masih berdasarkan studi yang sama, tren GCP dan Alibaba Cloud pada taghun 2021 pun terus menanjak, sedangkan untuk AWS dan Azure mengalami penurunan. Megawaty pun melanjutkan bahwa banyak mita Google Cloud yang tersebar di berbagai sektor, misalnya Gopay untuk layanan finansial, XL Axiata untuk telekomunikasi, dan masih banyak lagi.

Pandemi saat ini pun memaksa masyarakat untuk memanfaatkan banyak layanan digital, dan perusahaan kemudian secara gencar melakukan transformasi digital. Megawaty menjelaskan bahwa setelah pandemi mereda dan era new normal berlangsung, data dari Fuze menunjukkan bahwa masyarakat akan menerapkan cara kerja hibrida.

Data tersebut menunjukkan bahwa dua dari tiga perusahaan akan mempertimbangkan untuk mengubah cara kerja mereka agar dilakukan secara hibrida, sementara 85 persen pekerja memilih untuk bisa melakukan pekerjaan dari rumah. Sedangkan 77 persen pekerja ingin bebas memilih untuk bekerja dari rumah atau kantor.

Maka guna menyediakan fleksibilitas kerja yang baik, Google Cloud kemudian menjalin kerja sama dengan PointStar untuk menghadirkan solusi bagi industri yang tengah melakukan transformasi digital untuk menyesuaikan dengan era new normal.

General Manager PointStar Natanael Sibarani kemudian menuturkan bahwa tantangan perusahaan saat ini tidak hanya pada saat pandemi berlangsung, namun juga kondisi setelahnya. Hal ini terutama terkait bagaimana perusahaan dapat tetap produktif dengan cara kerja yang sudah terbiasa dari jarak jauh.

“Melalui solusi cloud, pekerja tidak hanya berhubungan dengan bagaimana upaya tetap produktif setelah kondisi pandemi, tetapi juga mengakomodir seluruh kebutuhan produktivitas tersebut,” kata Natanael.

Pengguna sendiri dapat memanfaatkan berbagai layanan dari Google Cloud untuk membangun infrastruktur digital, seperti artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan hingga machine learning (ML). Berkaitan dengan keamanan data, Google Cloud pun mengklaim telah dilengkapi sertifikasi yang mematuhi regulasi pemerintah, undang-undang, hingga peraturan OJK.


Bagikan artikel ini