Perang Bisnis IoT: Indosat dan XL Bersaing untuk Kuasai Pasar B2B


Ilustrasi Internet of Things

Ilustrasi Internet of Things (IoT)

Dalam upaya memperkuat dominasinya di pasar Internet of Things (IoT) di Indonesia, PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berlomba-lomba meluncurkan solusi business to business B2B yang inovatif. Indosat, melalui layanan unggulannya, layanan IoT berbasis komputerisasi awan (cloud) yang disebut IoT Connect, telah mencatat pertumbuhan signifikan dengan melayani lebih dari 500.000 pelanggan dan menargetkan kenaikan pengguna hingga 30% pada tahun 2024.

“Melalui pengembangan layanan IoT Connect, Indosat kini telah melayani lebih dari 500.000 pelanggan, tumbuh lebih dari 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Steve Saerang SVP Head of Corporate Communications Indosat.

Steve Saerang, menyatakan bahwa fokus Indosat adalah meningkatkan pengalaman pelanggan melalui keamanan, kecepatan, dan kualitas layanan. Optimisme Steve terletak pada kontribusi positif konektivitas IoT yang ditingkatkan dan teknologi berkelanjutan terhadap pertumbuhan berbagai sektor industri dan ekonomi digital di Indonesia. Steve pun menargetkan peningkatan pengguna IoT Connect hingga 30% di tahun 2024. Optimisme ini muncul beriringan dengan proyeksi bisnis IoT Indosat yang ditargetkan akan tumbuh di kisaran double-digit.

Sementara itu, XL Axiata, yang telah meraih kesuksesan dengan bisnis IoT sejak 2018, optimistis menjadi pemain terdepan dengan fokus pada segmen energi, manufaktur, perkotaan, transportasi, dan agrikultur. Chief Enterprise Business Officer XL Axiata, Feby Sallyanto, melihat bisnis IoT sebagai peluang yang semakin menjanjikan. “Kami optimistis pertumbuhanya positif dan akan terus semakin baik ke depannya,” ujar Feby. XL Axiata berambisi untuk menjadi pemain terdepan dengan langkah-langkah strategis dan pengembangan produk yang terencana.

Para pemain utama ini memiliki proyeksi positif terhadap pertumbuhan IoT di Tanah Air, seiring dengan target Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya yang mengatakan target pasar IoT pada 2025 mencapai US$40 miliar. Menurutnya, pada tahun 2045, target yang ditetapkan adalah setiap penduduk Indonesia memiliki sekitar 22 perangkat IoT, termasuk smart wearable, wireless headphone, lampu pintar, dan lain sebagainya. Teguh menekankan pentingnya pendidikan IoT yang dimulai sejak dini, sehingga ketika mencapai tingkat SMA atau kuliah, para pelajar sudah memiliki keterampilan untuk menciptakan solusi dalam dunia IoT. Dengan tekad kuat, Teguh berpendapat bahwa pendidikan IoT seharusnya diintegrasikan ke dalam kurikulum dasar sebagai upaya untuk mencapai target tersebut. Menyoroti pentingnya persiapan generasi mendatang dalam menghadapi era konektivitas yang semakin canggih, Teguh mengatakan “Seharusnya pendidikan IoT ini sebisa mungkin ada di tingkat dasar kita pengen ini jadi kurikulum. Target kita ke sana”.

Sebagai dua raksasa telekomunikasi, Indosat dan XL Axiata, melalui persaingan ini, turut berkontribusi pada visi Asosiasi IoT Indonesia yang menargetkan adopsi luas IoT di Indonesia dan pendidikan dini tentang IoT untuk menciptakan generasi yang siap berkontribusi pada industri ini di masa depan.


Bagikan artikel ini