Prosa.ai Luncurkan Inovasi SaaS Text-to-Speech Berbasis Cloud


Ilustrasi Cloud Computing

Ilustrasi Cloud Computing

Prosa.ai perusahaan yang berfokus dalam pengembangan produk berbasis AI dan Natural Language Processing (NLP) ini memperkenalkan produk terbarunya SaaS Text-to-Speech (TTS), sebuah solusi berbasis cloud yang dapat memenuhi kebutuhan dalam mengubah teks menjadi suara.

Solusi TTS untuk pangsa pasar B2B digunakan untuk mendukung website-website perusahaan dan informasi publik supaya dapat dibaca oleh penyandang disabilitas tunanetra dan juga berbagai audiobook.

“Kami melihat banyaknya permintaan dari user individu atau non-enterprise untuk produk Text-to-Speech kami yang berbasis cloud yang memungkinkan user dapat mensintesis naskah teks-nya dengan cepat, mudah, dan ekonomis. Pengguna hanya cukup mengunggah atau mengetik teks yang ingin diubah menjadi suara pada https://tts.prosa.ai/, dalam waktu beberapa detik tulisan akan dikonversi menjadi ucapan atau suara” ungkap Teguh Eko Budiarto, Co-Founder & CEO Prosa.ai dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/9).

Berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh tim Prosa TTS, penggunaan kebutuhan audiobook menempati posisi pertama dengan persentase sebesar 24 persen dari total generasi audio.

Untuk mengakomodir kebutuhan penggunaan tersebut, Prosa juga menciptakan suara yang didesain khusus untuk audiobook berbahasa Indonesia yang diberi nama karakter Dini. Karakter suara Dini ini dianggap sangat cocok untuk bercerita, karena Dini mempunyai gaya bicara lirih dan penuh penghayatan. Selain itu, akurasi dan prosodi pengucapannya telah ditingkatkan menjadi lebih baik.

Tak hanya itu, Prosa.ai juga meningkatkan inovasinya dengan menghadirkan karakter suara-suara lainnya seperti, suara Dimas (laki-laki) dengan gaya bicara formal, Dimas dengan gaya bicara ekspresif, dan Ocha (perempuan) dengan gaya bicara ramah. Penggunaan model suara Dimas dan Ocha ini lebih cocok pada pembacaan berita (news narrator) dan voice-over.

“Teknologi Text-to-Speech memang bukanlah hal yang baru. Meskipun begitu, Prosa TTS memiliki keunggulan lainnya dibanding produk Text-to-Speech lainnya, seperti model-model suara yang dihasilkan oleh Prosa TTS itu unik, tidak bisa ditemukan di produk Text-to-Speech lainnya. Selain itu, kamus tata bahasa Prosa TTS juga selalu kami perbarui sehingga dapat meminimalisir kesalahan pengucapan,” tambah Teguh Eko Budiarto.

Prosa TTS sendiri dilengkapi dengan berbagai macam fitur. Salah satunya Speech Synthesizer (penyintesis ucapan) yang membantu memudahkan pengubahan teks tertulis menjadi sebuah ucapan.

Ada juga fitur Human-sounding Voices, sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna dapat memilih karakter suara dan gaya bicara manusia yang natural. Kemudian ada fitur voice tuning yang dapat menyesuaikan tinggi rendahnya nada, serta mengatur kecepatan berbicara.

Terakhir, Flexible Audio File, yaitu fitur yang dapat menghasilkan audio dalam berbagai format (WAV, MP3 dan OPUS) sehingga pengguna dapat memutar, menyimpan atau mengunding audio tersebut.

Kehadiran TTS sebagai upaya Prosa dalam menggarap pangsa pasar B2C. Sebelumnya, Prosa sudah memasarkan produknya ke pangsa pasar B2B. Seperti chatbot, analitik sentimen (CX), speech-to-text, transkripsi rapat, biometrik suara, anti-hoaks, regulatory technology, dan mesin pemroses bahasa Indonesia (NLP) lainnya.


Bagikan artikel ini